Pelantikan Presiden pada hari ini, 20 Oktober 2024, merupakan momen penting dalam perjalanan bangsa Indonesia. Proses demokrasi yang telah dilalui menunjukkan kedewasaan politik dan semangat partisipasi masyarakat dalam menentukan pemimpin. Setelah presiden terpilih dilantik, tugas kita sebagai rakyat adalah move on dari segala perbedaan yang mungkin muncul selama pemilu dan bersatu untuk mendukung pembangunan bangsa. Kini saatnya bekerja sama, berfokus pada visi besar untuk kemajuan Indonesia, serta memastikan bahwa pemerintahan yang baru dapat bekerja secara efektif untuk kesejahteraan seluruh rakyat.
Perbedaan pandangan adalah hal yang wajar dalam demokrasi, namun persatuan dan sinergi seluruh elemen bangsa sangat diperlukan untuk menjawab berbagai tantangan ke depan. Dukungan dan kritik yang konstruktif juga penting agar arah pembangunan berjalan di jalur yang benar. Mari bersama-sama, dengan semangat optimisme, membangun masa depan yang lebih baik bagi Indonesia.
Momentum ini tidak hanya merupakan peristiwa politik formal, tetapi juga simbol dari komitmen bangsa untuk melanjutkan perjuangan demi kemajuan dan kesejahteraan seluruh rakyat. Dalam demokrasi, proses pemilu menghasilkan pemimpin yang dipilih mayoritas rakyat, dan setelah pelantikan, seluruh elemen bangsa—baik yang mendukung maupun yang tidak—diharapkan untuk "move on" dan bersatu demi kepentingan bersama.
Sebagai seorang Muslim, kita diajarkan untuk menghormati pemimpin yang telah terpilih dengan adil dan sah. Prinsip ini selaras dengan ajaran Islam yang mengajarkan pentingnya ketaatan kepada pemimpin selama ia memimpin dengan adil dan mematuhi aturan Allah. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِيعُوا۟ ٱلرَّسُولَ وَأُو۟لِى ٱلْأَمْرِ مِنكُمْ ۖ فَإِن تَنَٰزَعْتُمْ فِى شَىْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى ٱللَّهِ وَٱلرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS. An-Nisa: 59).
Makna ayat ini menunjukkan bahwa selama pemimpin berpegang pada prinsip keadilan dan kebenaran, umat Islam wajib mendukung dan bekerja sama dalam upaya membangun masyarakat yang lebih baik. Kepemimpinan yang baik adalah amanah yang harus dihormati, sekaligus menjadi tanggung jawab seluruh rakyat untuk mengawal, mendukung, dan mengingatkan pemimpin jika ada kekeliruan.
Sikap kita sebagai seorang Muslim dalam memaknai kepemimpinan baru adalah berprasangka baik (husnuzan), menjaga persatuan (ukhuwah), dan terus berkontribusi positif bagi kemajuan bangsa. Islam menekankan pentingnya musyawarah, kerja keras, dan kesungguhan dalam menghadapi tantangan bersama.
Pelantikan ini bukan hanya kemenangan pihak tertentu, melainkan kesempatan bagi semua pihak untuk ikut serta dalam perjalanan bangsa yang lebih maju dan bermartabat.
Hal yang perlu diingat juga pada momentum ini adalah posisi para guru dinegeri ini. Guru adalah ujung tombak pendidikan. Dengan era kepemimpinan baru diiharapkan adanya peningkatan kesejahteraan. Kebijakan yang mendukung kesejahteraan guru tidak hanya berkaitan dengan gaji, tetapi juga dengan kondisi kerja dan akses terhadap sumber daya pendidikan yang memadai.
Pendidikan bukan hanya tentang pengetahuan akademis, tetapi juga tentang pembentukan karakter. Presiden diharapkan mampu mendukung program-program yang mengintegrasikan nilai-nilai moral, etika, dan spiritual ke dalam kurikulum, sehingga siswa tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki akhlak yang baik, seperti yang dicontohkan dalam pendidikan berbasis agama.
Salah satu tantangan terbesar di dunia pendidikan adalah kesenjangan kualitas antara daerah perkotaan dan pedesaan. Harapannya, pemerintah baru akan membuat kebijakan yang memastikan bahwa anak-anak di seluruh pelosok negeri memiliki akses yang sama terhadap pendidikan berkualitas. Ini termasuk infrastruktur sekolah yang baik, tenaga pengajar yang memadai, dan fasilitas penunjang lainnya.
Pendidikan harus beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Diharapkan pemerintah mendukung digitalisasi pendidikan, memperluas akses internet di daerah terpencil, serta memberikan pelatihan kepada guru dan siswa dalam memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kualitas belajar-mengajar. Namun, hal ini juga harus diimbangi dengan kebijakan yang mencegah penyalahgunaan teknologi, sehingga siswa tetap fokus pada pembelajaran yang sehat dan produktif.
Salah satu masalah yang sering terjadi dalam sistem pendidikan adalah seringnya perubahan kebijakan tanpa konsistensi yang jelas. Harapannya, presiden yang baru dilantik akan membawa kebijakan pendidikan yang berkelanjutan, fokus pada pengembangan jangka panjang, dan tidak mudah berubah sesuai pergantian pemimpin. Stabilitas kebijakan penting agar sistem pendidikan bisa berkembang dengan baik. Ini adalah momentum untuk terus mendorong perbaikan dan inovasi dalam dunia pendidikan yang pada akhirnya akan menentukan kemajuan bangsa.
Sebagai guru, pelantikan presiden adalah saat untuk merefleksikan harapan baru bagi pendidikan. Dengan kepemimpinan yang kuat, perhatian terhadap kesejahteraan guru, serta kebijakan yang tepat, kita berharap pendidikan di Indonesia bisa terus berkembang, menciptakan generasi masa depan yang cerdas, berkarakter, dan siap bersaing di kancah global.
***
Post a Comment