Kontribusi Santri di Era Revolusi Industry 4.0 dan Society 5.0

Santri, sebagai pelajar di pesantren
, memiliki peran yang sangat sentral dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Mereka tidak hanya berperan sebagai ulama yang menyebarkan ajaran Islam, tetapi juga sebagai pejuang yang aktif di garis depan. Kontribusi santri dalam perjuangan kemerdekaan ini begitu besar sehingga pemerintah Indonesia menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional. Buku-buku sejarah Indonesia mencatat peran santri dalam berbagai peristiwa penting, seperti Perang Jawa, Perang Aceh, dan Perang Kemerdekaan. Santri memiliki keterlibatan aktif dalam berbagai perlawanan melawan penjajah, baik secara langsung maupun tidak langsung. Para ulama dan santri mengeluarkan resolusi jihad yang menyerukan umat Islam untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Resolusi Jihad diserukan oleh seorang tokoh ulama pendiri Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asy'ari. Resolusi yang mengajak dan menyerukan kepada masyarakat, khususnya santri dan ulama untuk berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Resolusi Jihad ini dianggap sebagai momen penting di kalangan santri dan ulama Indonesia. Olehnya itu, pemerintah mengabadikan tanggal dikeluarkannya resolusi ini sebagai tanggal peringatan Hari Santri Nasional melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri.

Mengutip dari laman resmi Nahdlatul Ulama, berikut isi naskah Resolusi Jihad 22 Oktober 1945
________________________
Toentoetan Nahdlatoel Oelama kepada Pemerintah Repoeblik Soepaya mengambil tindakan jang sepadan Resoloesi wakil-wakil daerah Nahdlatoel Oelama Seloeroeh Djawa-Madoera
Bismillahirrochmanir Rochim

Resoloesi:

Rapat besar wakil-wakil daerah (Konsoel2) Perhimpoenan Nahdlatoel Oelama seloeroeh Djawa-Madoera pada tanggal 21-22 October 1945 di Soerabaja.

Mendengar :

Bahwa di tiap-tiap Daerah di seloeroeh Djawa-Madoera ternjata betapa besarnja hasrat Oemmat Islam dan ‘Alim Oelama di tempatnja masing-masing oentoek mempertahankan dan menegakkan AGAMA, KEDAOELATAN NEGARA REPOEBLIK INDONESIA MERDEKA.

Menimbang :

a. Bahwa oentoek mempertahankan dan menegakkan Negara Repoeblik Indonesia menurut hoekoem Agama Islam, termasoek sebagai satoe kewadjiban bagi tiap2 orang Islam.

b. Bahwa di Indonesia ini warga negaranja adalah sebagian besar terdiri dari Oemmat Islam.

Mengingat:

a. Bahwa oleh fihak Belanda (NICA) dan Djepang jang datang dan berada di sini telah banjak sekali didjalankan kedjahatan dan kekedjaman jang menganggoe ketentraman oemoem.

b. Bahwa semoea jang dilakoekan oleh mereka itu dengan maksoed melanggar kedaoelatan Negara Repoeblik Indonesia dan Agama, dan ingin kembali mendjadjah di sini maka beberapa tempat telah terdjadi pertempoeran jang mengorbankan beberapa banjak djiwa manoesia.

c. Bahwa pertempoeran-pertempoeran itu sebagian besar telah dilakoekan oleh Oemmat Islam jang merasa wadjib menoeroet hoekoem Agamanja oentoek mempertahankan Kemerdekaan Negara dan Agamanja.

d. Bahwa di dalam menghadapai sekalian kedjadian2 itoe perloe mendapat perintah dan toentoenan jang njata dari Pemerintah Repoeblik Indonesia jang sesoeai dengan kedjadian terseboet.

Memoetoeskan :

1. Memohon dengan sangat kepada Pemerintah Repoeblik Indonesia soepaja menentoekan soeatoe sikap dan tindakan jang njata serta sepadan terhadap oesaha-oesaha jang akan membahajakan Kemerdekaan dan Agama dan Negara Indonesia teroetama terhadap fihak Belanda dan kaki tangannja.

2. Seoapaja memerintahkan melandjoetkan perdjoeangan bersifat “sabilillah” oentoek tegaknja Negara Repoeblik Indonesia Merdeka dan Agama Islam.

Soerabaja, 22 Oktober 1945

NAHDLATOEL OELAMA

_______________________

Resolusi Jihad yang dikeluarkan oleh KH. Hasyim Asy'ari pada 22 Oktober 1945 memanggil santri untuk membela tanah air, menunjukkan komitmen spiritual dan nasionalisme yang kuat. Spirit ini sangat relevan dengan tantangan zaman sekarang, di mana santri dihadapkan pada perkembangan teknologi dan pergeseran sosial yang signifikan.

Dalam era 4.0 saat ini, digitalisasi, sistem kendali otomatis, dan teknologi berbasis kecerdasan buatan telah mengubah cara kita hidup dan bekerja. Santri memiliki peran penting dalam menyerap perkembangan teknologi ini dengan terus menggelorakan nilai-nilai keimanan. Semangat Resolusi Jihad dalam konteks ini adalah jihad intelektual, di mana kita harus menguasai teknologi agar tidak hanya menjadi pengguna pasif, tetapi juga kontributor aktif dalam kemajuan teknologi yang bermanfaat bagi umat. Santri dituntut untuk kritis dan bijaksana dalam menggunakan teknologi agar tidak terjerumus pada hal-hal yang bertentangan dengan ajaran Islam, seperti penyalahgunaan media sosial atau ketergantungan pada teknologi yang merusak nilai-nilai keimanan dan kemanusiaan.

Di era 5.0, manusia tidak lagi sekadar berfokus pada perkembangan teknologi, tetapi lebih pada bagaimana teknologi bisa digunakan untuk kesejahteraan masyarakat secara holistik. Teknologi diintegrasikan dengan solusi untuk permasalahan sosial, dan santri diharapkan menjadi agen perubahan yang dapat membawa keseimbangan antara kemajuan teknologi dan nilai-nilai perjuangan dan keimanan. Semangat Resolusi Jihad dalam era ini adalah jihad sosial, di mana kita diharapkan mengambil peran sebagai pelopor yang mengintegrasikan teknologi dengan nilai-nilai perjuangan dan keimanan. Yang menjadi harapan juga adalah penerapan teknologi dalam pengembangan pesantren yang berbasis pada prinsip-prinsip sustainable development agar melahirkan kader-kader santri yang mampu memberikan kontribusi positif dan berkelanjutan untuk umat dan bangsa.

Dalam Surah Al-Mulk (67:15), Allah berfirman:

هُوَ ٱلَّذِى جَعَلَ لَكُمُ ٱلْأَرْضَ ذَلُولًا فَٱمْشُوا۟ فِى مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا۟ مِن رِّزْقِهِۦ ۖ وَإِلَيْهِ ٱلنُّشُورُ
Artinya: "Dialah yang menjadikan bumi mudah untukmu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan." Ayat ini menegaskan bahwa manusia diperintahkan untuk menjelajahi bumi dan memanfaatkan sumber daya yang ada, termasuk teknologi, namun tetap di bawah kerangka ketaatan kepada Allah.
Dengan semangat Resolusi Jihad, santri dapat menghadapi tantangan era 4.0 dan 5.0 dengan optimisme, adaptif, dan daya juang yang tinggi, tetap menjaga keseimbangan antara kemajuan teknologi dan kemurnian ajaran Islam.
____

Post a Comment

Previous Post Next Post